Tanaman dan Hewan

Sansevieria Pembersih Polutan

Salah satu daya tariknya adalah tanaman ini berfungsi sebagai tanaman penghisap polutan. Ibu-ibu tentu menyukai hal ini karena mereka bertanggung jawab pada kesehatan anggota keluarga. Kita mungkin sering melihat tanaman ini di pinggir jalan. Dengan daunnya yang panjang dan tegak, sansevieria terbukti mampu menyerap polutan terutama asap rokok. Bila kita kedatangan tamu yang merokok atau ada keluarga yang merokok maka asap rokok yang ada dapat diserap oleh tanaman ini sehingga baunya menjadi cepat hilang.
Perawatan tanaman ini sangat mudah. Tidak diperlukan air atau pupuk secara berlebihan, sehingga kita tidak dibuat repot dibuatnya. Tanaman ini mampu hidup walaupun beberapa hari tidak disiram. Hanya untuk penggunaan air, sansevieria lebih menyukai media kering sehingga harus dilindungi dari air yang berlebihan saat hujan atau saat penyiraman. Sanseviria dapat hidup dalam tempat yang banyak cahaya atau dalam ruangan yang intensitas cahayanya kurang. Itu sebabnya, tanaman ini dapat diletakkan di dalam atau di luar ruangan.
Jenisnya yang beraneka ragam telah membuat para penggemarnya berkeinginan untuk mengoleksi. Bentuk daunnya ada yang kecil ada pula yang sangat besar atau ada pula yang daunnya melengkung atau ada yang menyerupai pagoda. Corak daunnya juga bermacam-macam. Ada yang berwarna hijau, atau ada yang berbintik hitam atau ada pula yang bercampur dengan warna kuning pada pinggir daun. Ini semua membuat sansevieria menjadi tanaman hias yanng pantas menghiasi taman Anda.




Cara Membuat Terarium
Sebagai langkah awal, Anda dapat mempersiapkan beberapa media tanam maupun material untuk dekorasi. Beberapa media yang diperlukan antara lain (dari urutan teratas):
• Pasir zeolit
• Tanah humus
• Spagnum moss
• Arang
• Bebatuan dan pasir
Kemudian siapkan peralatan yang akan digunakan untuk membuat taman miniatur dalam terarium. Peralatan yang digunakan relatif mudah didapat dan murah, antara lain:
• Untuk terarium, Anda dapat menggunakan akuarium ikan yang kecil, mangkuk kaca besar, kotak kaca, botol kaca atau toples
• Skop mini untuk bercocok tanam atau sendok
• Penjepit (pin Set) atau sumpit
• Gunting
• Corong plastik atau corong kertas buatan
• Penyemprot tanaman (sprayer)
• Ceret penyiraman
• Kain kasa
• Kuas
Setelah semua persiapan selesai, tiba saatnya membuat terarium. Cara membuat terarium adalah sebagai berikut:
• Cuci media kaca dengan air panas dan bersabun. Bilas media kaca lalu keringkan.
• Buat lapisan batu atau pasir atau media lainnya di bagian bawah dengan tebal kira-kira 2-3 cm.
• Tambahkan arang dengan ketebalan 1-2 cm.
• Dengan sendok ataupun skop mini, tambahkan lapisan media seperti tanah humus setebal 5-8 cm. Buat sedikit gundukan untuk memperindah. Jika Anda menggunakan akurium, Anda dapat meninggikan gundukan di salah satu sisi sebagai latar belakang.
• Gali lubang kecil pada lapisan tanah tersebut untuk akar tanaman
• Ambil tanaman yang cocok, lalu bersihkan bagian akarnya dari sisa-sisa tanah. Potong daun yang rusak. Letakkan tanaman pada lubang kecil yang telah digali dan tutupi akarnya dengan tanah.
• Jika Anda menggunakan akuarium atau kotak kaca yang lebih besar, Anda dapat meletakkan beberapa tanaman dalam satu terarium tersebut. Letakkan tanaman yang lebih besar di bagian belakang.
• Basahi tanah, namun jangan menyiram secara berlebihan. Cukup basahi hingga tanah menjadi lembab.
• Anda dapat mempercantik terarium tersebut dengan menambahkan batu, miniatur taman, bahkan binatang kecil.
• Letakkan terarium Anda pada lokasi yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.
• Basahi tanah jika sudah mulai terlihat kering. Misalnya untuk tanaman sukulen, Anda dapat menyiram setiap 5 hari sekali. Untuk tanaman jenis lainnya yang tidak membutuhkan banyak air, Anda dapat menyiramnya seminggu sekali.
Jenis Tanaman Terarium
Mengingat terarium merupakan media kaca yang ukurannya terbatas dan memiliki biosfer yang unik, maka pemilihan tanaman yang diletakkan di dalam terarium juga haruslah tepat. Beberapa tanaman yang biasa digunakan dalam terarium antara lain sansiviera, kaktus, sukulen dan bromelia.

Teknik Perawatan Terarium

Info Buku Terarium
Sebuah buku dengan judul "Art of Terrarium" yang ditulis oleh Feri Sulianta tampaknya cocok untuk anda yang tertarik dan berminat untuk mempelajari lebih dalam perihal Terarium.
Buku ini mengetengahkan semuanya, dari peralatan yang diperlukan untuk membuat terarium, media, ornamen dan desainnya.
Judul Buku: Art of Terrarium
Edisi: Pertama - New Release (2009)
Penulis: Feri Sulianta
Penerbit: Lily Publisher


Terarium dapat diletakkan dalam ruangan dalam jangka waktu lama tanpa harus terkena sinar matahari, dengan mengganti cahaya matahari dengan lampu khusus. Anda dapat meletakkan terarium di dalam rumah, dalam rak pajangan Anda, di kantor maupun galeri. Ini akan menambah keunikan dekorasi ruangan dan juga menambah koleksi tanaman indoor dalam ruangan Anda.
Meskipun mudah, tanpa teknik dan media yang seksama, terarium tidak dapat bertahan lama. Tanpa teknik perawatan terarium yang tepat, tanaman akan merana karena rusaknya siklus air.
Siramlah tanaman atau media tanah dengan air ketika mulai terlihat kering. Secara rutin lakukan penyiraman setiap seminggu sekali atau kurang jika diperlukan. Potong daun yang mulai rusak agar tanaman dalam terarium tetap indah.
Lokasi tanaman juga patut diperhatikan. Jangan letakkan di daerah yang terkena sinar matahari secara langsung karena dapat membuat kondisi tanah cepat kering.
Jika Anda juga meletakkan binatang kecil di dalam terarium, bersihkan bagian dalam terarium dari kotoran hewan dan sisa makanan. Dengan demikian terarium Anda akan tetap terlihat menarik.
Sungguh unik! Miniatur hutan hujan tropis, ekosistem gurun, kebun sayur dan lain sebagainya hanya dimungkinkan dengan terarium.







Membuat Bakteri Padat

Peralatan dan Bahan :
1. bekatul
2. sekam
3. keset,
4. garu
5. gembor
6. sekop
7. bakteri cair
8. termometer
Cara Membuat :
Campurkan sekam dan bekatul dengan perbandingan 10 : 1 aduk secara merata dengan penambahan air secukupnya alias tidak ada rembesan air jika diperwas, tambahkan air tebu dan bakteri cair yang sudah dibuat diatas, aduk kembali hingga merata,tumpuk dalam satu lokasi terwtentu kemudian tutup permukaan adonan dengan keset.


Bakteri padat dipanen dengan memasukkan ke dalam glangsing, sesuai tekhnologi yang dipersiapkan, bakteri dapat digunakan untuk bahan campuran ketika kita mengolah sampah.


Kontrol setiap hari dengan mengukur suhu,kelembaban dan bau jika bakteri terlalu panas lakukan pengadukan dan penyiraman secukupnya, kemudian timbun kembali ke tempat semula. Diamkan selama 4 – 7 hari bakteri dalam zat padat dapat digunkan untuk pengkomposan dan asupan teknologi yang lain



Catatan :
Pada dasarnya pembuatan bakteri padat untuk menambah asupan bakteri menguntungkan agar sampah organik dapat tereduksi dengan cepat. Karena biasanya sampah organik yang akan dikelola sebelumnya sudah kemasukan jenis bakteri lain yang disebarkan oleh lalat dan proses pembusukan.
Alasan dibuat padat, karena dalam mengelola sampah prinsip utama adalah kelembaban, aerasi , suhu harus terjaga. Jika meteri yang dikomposkan terlalu basah akan mengganggu proses aerasi sehingga pertumbuhan bakteri menguntungkan terganggu.

SUMBER : www.pusdakota.org



Membuat Bakteri Cair

Peralatan dan Bahan :
1. 250 g tempe;
2. 500 g tape ;
3. 1,5 liter air tebu;
4. 2 sdm yoghurt;
5. 15 liter (3/4 gallon) air mineral/sumur
6. botol galon atau botol-botol bekas, jerigen;
7. termometer;
8. karet dan plastik
Cara Membuat :
Campur tempe, tape dan yoghurt dalam satu tempat, masukkan ke dalam botol galon yang berisi air mineral/sumur, kemudian masukkan air tebu ke dalam botol galon, kocok dan tutup dengan menggunakan plastik dan karet.


Perbanyak bakteri jadi ke dalam wadah yang lain agar efisien di pembiayaan, caranya seperti pembuatan awal, siapkan botol yang sudah diisi air gula dan air sumur kemudian tambahkan bakteri cair yang sudah jadi sebanyak kira-kira 100 cc aduk hingga rata diamkan secara terkontrol selama 4 hari begitu secara terus menerus dilakukan sehingga tidak ada pembelian baru dari produk lain.


Kontrol setiap hari dengan membuka plastiknya sejenak agar gas di dalam keluar, pembauan, dan tes dengan kertas lakmus. Kemudian tutup kembali galon tersebut, bakteri akan berkembang baik dengan kisaran 4 sampai 7 hari.



Catatan :
Di dalam pengelolaan sampah organik , untuk menjaga kelembaban sering membutuhkan penyiraman. Maka untuk meningkatkan kualitas dan jumlah bakteri dalam pengkomposan ketika dilakukan penyiraman dapat menggunakan bakteri cair yang sudah dicampur dengan air biasa, sehingga dalam pengomposan selalu terjaga ketersediaan bakteri menguntungkan.
Bakteri cair ini dapat menjadi asupan jika kita melakukan pembuatan bakteri padat, seperti dijelaskan pada keterangan halaman selanjutnya. Manfaat lain dari bakteri ini adalah menghilangkan bau dan menguraikan padatan pada saluran pembuangan, misalnya yang ditimbulkan oleh detergen serta kotoran manusia dalam septic tank sehingga aliran air menjadi lebih lancar. Selain itu bakteri cair juga bisa berfungsi sebagai pupuk dan pestisida organik.

SUMBER : www.pusdakota.org